Rabu, 05 Juni 2013

Renungan ....



Ya Allah……
Kemanapun kaki ini melangkah…. Tuntunlah agar langkah  ini selalu mengarah kepadaMU dan selalu dalam bentangan jalanMU
Dibelahan bumi manapun aku berada, timur maupun barat …. Sejatinya adalah langkah kecilku menuju gerbang pertemuan denganMU, karenanya bimbinglah agar jiwaku selalu sadar dan terhubung denganMU….
Detik, menit, jam, bahkan hari-hari yang sedang dan akan kulalui adalah amanah yang Engkau percayakan padaku
Karenanya… tuntun dan Ijinkan aku untuk senantiasa melihat dengan mataMU….dan mendengar dengan telingaMU…………
Sehingga apapun yang aku lihat dan aku dengar selalu terasa sebagai keindahan dan peluang amal soleh karena selalu  ada Engkau didalamnya
Tuhanku……
Langkahku hari ini adalah bagian dari rencana-rencana indahMU untukku.
Perjalanan jauh yang harus aku tempuhpun adalah juga caramu mengajari aku untuk memaknai arti hidup yang sesungguhnya….. yang harus aku isi dengan ketaatan dan kecintaan kepadaMU
Yaa Rabb…
Kalaupun ada airmata saat ini tentu bukanlah untuk menangisi sebuah kepergian yang merupakan keputusan terbaikMU, melainkan airmata yang penuh kesyukuran atas kebersamaan kami pada hari ini.
Sejauh apapun aku pergi dan melangkah tetaplah aku berpijak dibumi yang Engkau miliki dan tugasku adalah untuk menjadi khalifah dan pengabdi yang Engkau banggakan.
Aku tidak takut, aku tidak khawatir, Karena aku yakin hidayah, pertolongan dan penjagaan itu akan terus  Engkau tebarkan setiap saat dimanapun aku berada… selama aku menghampiri dan mengikuti petunjuk-petunjukMU
Ya Allah………Tuntun aku…. Jangan simpangkan lagi hatiku setelah Engkau memberi aku hidayah… agar selalu berada dalam berkahMU….kasihMU…. Selalu…. Selamanya….

Jakarta , 5 Juni 2013
Ninik Wida

Rabu, 17 Oktober 2012

Dhuha

Demi waktu dhuha yang Engkau miliki....
Aku menghadapkan jiwa dan ragaku padaMu ya Rabb.....

Untuk memanjatkan puji dan syukur atas segala limpahan rahmat dan karuniaMu

Untuk memohon ampunan atas dosa-dosaku dan 
Untuk memohon tuntunan serta bimbinganMu

Ya Allah....
Terima kasih atas segala pertolongan-pertolonganMu...
Terima kasih atas segala kemudahan yang selalu Engkau berikan disetiap kesulitanku 
Terima kasih atas kepercayaanMu memberiku ujian demi ujian
Terima kasih atas segala nikmat-nikmat yang tak pernah henti-hentinya kau limpahkan padaku meskipun begitu banyak dosa dan pelanggaran yang sering aku lakukan padaMu, 
Namun pelanggaran dan pembangkanganku tak sedikitpun menghentikan kasih sayangMu padaku 
Terima kasih ya Allah... Atas nikmat iman dan nikmat Islam yang telah Engkau berikan untukku dan keluargaku

Ya Allah.....
Ampuni segala dosa-dosaku
Ampunilah segala kelalaianku
Ampunilah segala kedzalimanku
Ampunilah atas ketidaksungguhanku dalam mengabdi kepadaMu...

Ya Allah.....
Tuntun dan bimbinglah aku dalam menjalani tugas dan peranku dimuka bumi ini
Bantulah aku dalam menjalankan peranku sebagai istri, ibu, anak, menantu, teman dan juga hambamu
Cepat kembalikan aku kejalanMu ketika aku mulai keluar dari koridorMu, bantu aku menemukan kesadaranku, agar ketaatku padaMu bertambah dari waktu ke waktu

Ya Allah.....
Aku ini lemah, Engkaulah yang maha kuat
Aku ini fakir, Engkaulah yang maha kaya
Aku ini kotor, Engkaulah yang maha suci
Aku ini keji, Engkaulah yang maha mulia
Karenanya ampunilah aku ya Allah..... Terimalah taubatku...

Ya Allah...
Tuntun langkahku pada hari ini, agar setiap langkah dan perbuatanku kulakukan semata -mata hanya untukMu
Bantu aku untuk meluruskan segala niat hanya untukMu agar semua yang kulakukan bermakna dimataMu dan menjadi bekal yang bisa kunikmati di akhir perjalananku

Jumat, 28 Oktober 2011

UjianMU Pasti Baik Untukku....

Maha suci Engkau ya Allah.......yang telah ’menempa’ ku dengan ujian-ujian dan rasa sakit sehingga tempaan dan ujian itu semakin membuat aku tangguh,tunduk dan berserah kepadaMU......
Sungguh ya Allah...aku tidak memiliki kebisaan apapun untuk menghindar ataupun mengelak dari apapun yang telah Engkau gariskan dan Engkau ijinkan terjadi padaku,sebab semua kejadian adalah keputusanMU dan keputusanMU untuk diriku tak akan mungkin salah atau keliru,pasti tepat! Pasti baik untukku...
Engkau ingin agar jiwaku semakin indah dan bersinar...
Maka tak ada alasan bagiku untuk tidak bersyukur padaMU
Terima kasih ya Allah... atas cinta dan kasih sayangMU kepadaku....
Alhamdulillahi rabbil alamiin.....

Kamis, 27 Oktober 2011

Muhasabah......

•Pantaskah aku berbangga ketika aku, suamiku atau anak-anakku berhasil melakukan atau mencapai sesuatu?
padahal jelas-jelas semua itu adalah karyaNya?.....

•Patutkah aku mengeluh atau marah ketika sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan dan keinginanku terjadi padaku?
Padahal DIAlah sebaik-baik pengatur,Maha Suci dan Maha bijaksana

•Layakkah aku menerima pujian? Sedangkan segala puji hanya milikMu ya Rabb......
Astagfirullahaladzim.....
Ternyata selama ini aku masih sering salah kaprah dan tidak tahu diri..
DisuruhNya bersyukur malah 'bangga'
Disuruhnya rela diatur malah ngotot ingin merubah ketetapan
DisuruhNya tawadhu malah sombong...
DisuruhNya taat malah membangkang!
Ampuni aku ya Allah....
Bantu aku untuk selalu menyadari siapakah aku...

Rabu, 26 Oktober 2011

HAJI...... Kembali Kepada Fitrah Manusia

Tepat pada tanggal 10 bulan November 2010, atas ijin Allah, Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk menunaikan rukun islam yang ke lima yaitu melaksanakan ibadah haji.
Sejujurnya keberangkatan haji ini diluar perkiraan saya karena sebelumnya ketika saya mendaftarkan haji (reguler) pada tahun 2009 saya mendapat informasi bahwa keberangatan haji saya diperkirakan pada tahun 2012. Baiklah... Saya akan sabar menanti :) Saya hanya meyakini bahwa Allah sudah mencatat niat saya. 
Sampai pada suatu hari diawal tahun 2010 suami saya meminta agar saya mencari informasi mengenai haji plus, saya pikir buat apa? 
Toh kami sudah mendaftar dan mendapatkan nomor porsi untuk haji reguler, saat itu suami saya hanya bilang yaaa....liat-liat aja, mudah-mudahan ada rejekinya.... Amiiin... :)

Dan pencarian informasi pun saya lakukan, saya datangi sejumlah travel biro penyelenggara haji, saya bandingkan kelebihan dan kekurangan masing-masing biro, sampai akhirnya saya putuskan untuk memilih satu travel biro yang sesuai dengan kemampuan saya.
Saya mendatangi Travel biro perjalanan haji tersebut, saya ungkapkan pada mereka bahwa saya sebenarnya sudah mendaftar untuk haji reguler dan sudah mendapat nomor porsi, jika bisa dan memungkinkan, saya berniat untuk merubah haji reguler ke haji plus dan pihak travel tersebut menjanjikan pada saya bisa mengurus kepindahan tersebut hingga tuntas dan Insha Allah saya bisa berangkat pada akhir tahun 2010! 
Kemudian sayapun mendaftarkan nama saya dan suami saya di travel itu. Alhamdulillah..... What next? Ikhtiar....kemudian Tawakaltu alaAllah..... :)
Saya yakin Allah memang Maha Baik dan akan menolong siapapun yang memiliki niat baik maka dicukupilah semua kebutuhan hamba-hamba yang bergantung hanya padaNya.


Cukup lama saya menunggu untuk mendapatkan berita dan kepastian keberangkatan dari travel tersebut karena janji kepastian itu terus mundur karena keputusan dan jatah quota dari Departemen Agama memang belum ada, dari bulan Februari, Maret, April, hingga pada bulan Agustus barulah saya  mendapat kepastian keberangkatan itu, Alhamdulillah... Saya termasuk kedalam quota untuk keberangkatan haji tahun 2010.
Semula saya sempat merasa was-was dan khawatir kalau saya tidak mendapat quota pada tahun ini, tapi kemudian cepat-cepat saya singkirkan perasaan itu, saya luruskan niat kembali, buat apa saya was -was atau khawatir ? Bukan kah Allah yang mengatur semuanya? 
Bukankah saya tidak bisa menangguhkan atau menyegerakan apapun yang telah menjadi kehendak dan keputusan Allah? 
Bukankah Allah yang Maha Mengetahui apa yang tepat dan terbaik buat saya? 
Kalau tidak berangkat tahun ini tentu tidak jadi masalah, yang pasti kami sudah berikhtiar maksimal, Allah lah yang paling tahu kapan waktu yang paling tepat buat saya.
Akhirnya dengan keyakinan - keyakinan itupun saya merasa tentram dan tidak khawatir lagi.

Namun......Selain rasa syukur karena saya dan suami sudah mendapatkan jatah quota, ternyata ada lagi satu rasa yang hadir saat itu, yaitu.... rasa takut! Kenapa?
Bagi saya, menunaikan ibadah Haji bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan,  ibadah haji  bukanlah sekedar ibadah yang kita tunaikan karena kita merasa mampu secara finansial untuk menunaikan rukun islam yang kelima, kemudian selesai dan kita mendapat gelar haji! tidak, tidak sesederhana itu! dan bukan itu tujuannya.
Ibadah haji adalah ibadah yang memerlukan keMAMPUan dan kesiapan diri kita untuk menepati tujuh rukun haji yang sebenarnya adalah tujuh komitmen atau tujuh janji hati kita dengan Allah SWT yang harus kita tepati seumur hidup (Masha Allah....berat bukan?)

Tujuh rukun haji adalah tujuh janji kita kepada Sang Khalik yang tentunya ketujuh janji ini mengandung konsekwensi teramat besar yang harus kita pertanggung jawabkan didunia dan diakhirat.
Mari kita lihat dan kita renungkan, janji atau komitmen  apakah yang kita ikrarkan dihadapan Tuhan kita, Allah SWT pada saat kita menunaikan ibadah haji.

1. IHROM
Ihrom ditandai atau disimulasikan dengan dikenakannya pakaian ihrom yang berwarna putih bersih tanpa jahitan (kecuali wanita) dikenakan oleh semua orang yang menunaikan ibadah haji.
Dari segala penjuru dunia, siapapun, dari negara manapun, miskin atau kaya, pejabat maupun orang biasa mengenakan pakaian yang sama tak beda, mengandung makna janji kita kepada Allah, bahwa : mulai detik ini aku tidak akan lagi membeda-bedakan dalam memandang manusia, karena dimata Allah semua manusia sama! maka tak layak jika aku  merasa lebih mulia, lebih hebat atau merasa lebih tinggi derajatnya dibanding manusia lainnya! manusia yang paling mulia atau hebat adalah yang paling taqwa, yang taat menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya.

2. THAWAF
Thawaf ditandai dengan berputarnya kita mengelilingi Ka'bah yang mengandung janji bahwa : mulai detik ini hatiku jiwaku akan selalu dekat dengan Allah dan akan selalu berada di 'orbit' Nya, selalu berada di 'koridor' Nya, menjalankan semua tugas sebagai hamba ( pengabdi) yang patuh pada segala perintah dan menjauhi laranganNya.
Mengakui KeMaha SucianNya, mensyukuri segala nikmat dan sabar dalam menghadapi ujianNya, mengakui KeEsaanNya, mengakui KebesaranNya, dan mengakui bahwa tiada sedikitpun daya serta kemampuan selain pertolongan Allah yang maha tinggi ketika mengatakan : Subhanallah...wAlhamdulillah.... wa Laillaha illa Allah AllahuAkbar wa Laahaula walaakuata illabilahil aliyil Adzim....

3. SA'I
Ditandai dengan berlari-lari kecil dari bukit Shafa menuju bukit Marwah, yang mengandung janji serta komitmen bahwa : mulai detik ini aku akan selalu sabar dan tidak berputus asa dalam ikhtiar menjalani hidup ini (seperti yang dilakukan Siti Hajar ketika ditinggal dipadang yang tandus, sendiri hanya bersama bayi Ismail, yang tetap sabar dan terus berikhtiar) dengan selalu meyakini adanya pertolongan Allah.

4. WUKUF
Dilakukan di Arafah, dan ini adalah satu-satunya rukun haji yang tidak bisa diwakilkan oleh siapapun, bahkan wukuf ini adalah persyaratan utama dalam berhaji "haji adalah Arafah" mengandung janji dan komitmen kepada Allah bahwa : mulai detik ini aku akan selalu merenung dan bertafakur, berfikir dan Iqra yang merupakan perintah pertama dan utama dari Allah Swt kepada manusia.
Dengan berfikir maka yang semula tidak tahu menjadi tahu, tahu menjadi yakin dan gelap menjadi terang...
Dengan wukuf ini pula aku berjanji akan selalu bermuhasabah dan introspeksi diri berupaya menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke hari.

5. MABIT atau berkemah (bermalam di Mudzalifah)
Mengandung makna dan janji bahwa mulai detik ini aku akan selalu hidup dalam kesederhanaan dan tidak berlebih-lebihan.
Pada saat mabit kita tidak membawa peralatan apapun, hanya berbekal atau membawa yang kita butuhkan saja.
Komitmen untuk hidup dalam kewajaran dan kebersahajaaan, karena Allah pun tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

6. LEMPAR JUMROH
Ditandai dengan melempar jamarat dengan batu yang mengisyaratkan bahwa jamarat ini adalah setan dan nafsu dalam diri kita, yang ingin kita usir dan kita hindari setiap saat.
Rukun haji ini adalah yang 'terberat' untuk dilakukan, dimana pada saat ini kita berjanji dan berkomitmen kepada Allah untuk tidak lagi mengikuti hasutan nafsu dan langkah-langkah setan didalam kehidupan kita, kita menyadari sepenuhnya bahwa hasutan setan akan terus ada selama manusia hidup didunia, dalam hadist pun dikatakan bahwa 'setan mengalir dalam darah manusia' hadist ini mengandung pemahaman bahwa setiap detik dalam kehidupan kita setan tidak akan pernah berhenti memprovokasi manusia untuk melanggar dan membangkang pada 'aturan main' Allah ( Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk )
Inilah juga sebabnya kenapa melempar jumrah ini dilakukan berulang-ulang hingga tiga kali, seolah Allah ingin memastikan apakah kita telah  bersungguh-sungguh dan siap memerangi setan dan nafsu kita  karena  tidaklah mudah untuk bisa terbebas dan terlepas dari godaan dan hasutan setan ini, sehingga Allah ingin benar-benar memastikan kesungguhan kita untuk berjanji akan hal ini.
Karena sesungguhnya perang terbesar adalah perang melawan nafsu didalam diri kita sendiri.

7. TAHALUL
Ditandai dengan menggunting atau mencukur rambut yang mengandung janji dan komitmen dengan Allah bahwa : mulai detik ini aku akan membuang segala pikiran yang kotor atau buruk. 
Berjanji untuk tidak berprasangka buruk terhadap Allah dan pada siapapun.
Dari ketujuh komitmen (rukun haji) ini setelah dipahami dan direnungkan semakin jelaslah kini, bahwa yang dikatakan haji yang MABRUR adalah mereka yang mampu menjaga dan memenuhi ketujuh janjinya kepada Allah setelah dia selesai menunaikan ibadah haji disepanjang hidupnya. 
Dijalankannya setiap saat  semua arti dan makna dari ketujuh rukun haji ini, sehingga semakin terasa kebenaran hadist yang mengatakan bahwa ' tak ada ganjaran yang lebih pantas bagi haji mabrur kecuali Surga'

Subhanallah....
Patutkah kita 'bersenda gurau' dalam ibadah ini? Jelaslah butuh persiapan yang begitu 'besar' dari jiwa kita.
Apa akibatnya jika kita tidak bersungguh-sungguh dalam menjalankan komitmen dengan Allah ini? 
Itulah sesungguhnya ketakutan saya saat itu....
Tapi kemudian pada akhirnya saya dan suami saya kembali meyakinkan diri kami masing-masing bahwa tidak ada ibadah yang menjadikan kita khawatir apalagi stress! Tapi sebaliknya ibadah ini harus membuat kita tentram dan bahagia, karena kita akan menjalankan aturan/perintahNya
Kita memang tidak pernah memiliki daya dan kemampuan apa-apa selain pertolongan Allah... 
Kami telah dimudahkan untuk melalui proses ini yakinlah bahwa Allah telah mengijinkan kami untuk menunaikannya, selanjutnya kita tindak lanjuti panggilan dan ijin Allah ini  dengan sungguh-sungguh dan mari kita berupaya semaksimal mungkin untuk menjalankan Komitmen ini.

Aku datang ya Allah.... Aku penuhi panggilanMu.... Terimalah aku...Ampunilah dosa-dosaku....

Kamis, 09 Juni 2011

The Road Not Taken.....


TWO roads diverged in a yellow wood
And sorry I could not travel both
And be one traveler,long I stood
And looked down one as far as I could
To where it bent in the undergrowth

Than took the other,as just as fair
And having perhaps the better claim
Because it was grassy and wanted wear
Though as for that, the passing there
Had worn them really about the same

And both that morning equally lay
In leaves no step had trodden back
Oh,I kept the first for another day!
Yet knowing how way leads on to way
I doubted if I should ever come back

I shall be telling this with sigh
Somewhere ages and ages hence
Two roads diverged in a wood, and I took the one less traveled by
And that has made all the difference

(Robert Frost)

Senin, 06 Juni 2011

Sebuah Renungan.....

Allah menginginkan pengabdianku kepadaNYA total, murni 100%.
Ujian-ujian Allah (jika aku menyadari dan memahaminya) sebenarnya adalah 'sarana' untuk mendeteksi dan mengecek sudah semurni apa kadar pengabdianku kepadaNYA.
Sudah semurni emas 24 karat-kah atau masih emas campuran?
Jika aku masih mengeluh atau protes ketika ujian datang padaku (padahal sebenarnya itu ketetapan terbaik dari Allah buat aku) sudah murni-kah kadar pengabdianku kepadaNYA?
sudah berserah diri secara total kah aku KepadaNYA?
sudahkah aku menghanyutkan diri pada kehendakNYA? atau malah pada kehendak ego-ku?

Padahal setiap hari dalam shalatku aku berikrar :

"....inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lilahi rabbil alamiin...."
(sesungguhnya shalatku,ibadahku,hidup dan matiku hanya untuk Allah)

Tapi kenapa sampai detik hari ini aku masih sering menolak ketetapan-ketetapanNYA dan mengabaikan perintah-perintahNYA dengan beribu alasan dan pembenaran yang seolah masuk akal ?
Astagfirullah..... lead me ya Allah......

Ninik Wida