Tepat pada tanggal 10 bulan November 2010, atas ijin Allah, Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk menunaikan rukun islam yang ke lima yaitu melaksanakan ibadah haji.
Sejujurnya keberangkatan haji ini diluar perkiraan saya karena sebelumnya ketika saya mendaftarkan haji (reguler) pada tahun 2009 saya mendapat informasi bahwa keberangatan haji saya diperkirakan pada tahun 2012. Baiklah... Saya akan sabar menanti :) Saya hanya meyakini bahwa Allah sudah mencatat niat saya.
Sampai pada suatu hari diawal tahun 2010 suami saya meminta agar saya mencari informasi mengenai haji plus, saya pikir buat apa?
Toh kami sudah mendaftar dan mendapatkan nomor porsi untuk haji reguler, saat itu suami saya hanya bilang yaaa....liat-liat aja, mudah-mudahan ada rejekinya.... Amiiin... :)
Dan pencarian informasi pun saya lakukan, saya datangi sejumlah travel biro penyelenggara haji, saya bandingkan kelebihan dan kekurangan masing-masing biro, sampai akhirnya saya putuskan untuk memilih satu travel biro yang sesuai dengan kemampuan saya.
Saya mendatangi Travel biro perjalanan haji tersebut, saya ungkapkan pada mereka bahwa saya sebenarnya sudah mendaftar untuk haji reguler dan sudah mendapat nomor porsi, jika bisa dan memungkinkan, saya berniat untuk merubah haji reguler ke haji plus dan pihak travel tersebut menjanjikan pada saya bisa mengurus kepindahan tersebut hingga tuntas dan Insha Allah saya bisa berangkat pada akhir tahun 2010!
Kemudian sayapun mendaftarkan nama saya dan suami saya di travel itu. Alhamdulillah..... What next? Ikhtiar....kemudian Tawakaltu alaAllah..... :)
Saya yakin Allah memang Maha Baik dan akan menolong siapapun yang memiliki niat baik maka dicukupilah semua kebutuhan hamba-hamba yang bergantung hanya padaNya.
Cukup lama saya menunggu untuk mendapatkan berita dan kepastian keberangkatan dari travel tersebut karena janji kepastian itu terus mundur karena keputusan dan jatah quota dari Departemen Agama memang belum ada, dari bulan Februari, Maret, April, hingga pada bulan Agustus barulah saya mendapat kepastian keberangkatan itu, Alhamdulillah... Saya termasuk kedalam quota untuk keberangkatan haji tahun 2010.
Semula saya sempat merasa was-was dan khawatir kalau saya tidak mendapat quota pada tahun ini, tapi kemudian cepat-cepat saya singkirkan perasaan itu, saya luruskan niat kembali, buat apa saya was -was atau khawatir ? Bukan kah Allah yang mengatur semuanya?
Bukankah saya tidak bisa menangguhkan atau menyegerakan apapun yang telah menjadi kehendak dan keputusan Allah?
Bukankah Allah yang Maha Mengetahui apa yang tepat dan terbaik buat saya?
Kalau tidak berangkat tahun ini tentu tidak jadi masalah, yang pasti kami sudah berikhtiar maksimal, Allah lah yang paling tahu kapan waktu yang paling tepat buat saya.
Akhirnya dengan keyakinan - keyakinan itupun saya merasa tentram dan tidak khawatir lagi.
Namun......Selain rasa syukur karena saya dan suami sudah mendapatkan jatah quota, ternyata ada lagi satu rasa yang hadir saat itu, yaitu.... rasa takut! Kenapa?
Bagi saya, menunaikan ibadah Haji bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, ibadah haji bukanlah sekedar ibadah yang kita tunaikan karena kita merasa mampu secara finansial untuk menunaikan rukun islam yang kelima, kemudian selesai dan kita mendapat gelar haji! tidak, tidak sesederhana itu! dan bukan itu tujuannya.
Ibadah haji adalah ibadah yang memerlukan keMAMPUan dan kesiapan diri kita untuk menepati tujuh rukun haji yang sebenarnya adalah tujuh komitmen atau tujuh janji hati kita dengan Allah SWT yang harus kita tepati seumur hidup (Masha Allah....berat bukan?)
Tujuh rukun haji adalah tujuh janji kita kepada Sang Khalik yang tentunya ketujuh janji ini mengandung konsekwensi teramat besar yang harus kita pertanggung jawabkan didunia dan diakhirat.
Mari kita lihat dan kita renungkan, janji atau komitmen apakah yang kita ikrarkan dihadapan Tuhan kita, Allah SWT pada saat kita menunaikan ibadah haji.
1. IHROM
Ihrom ditandai atau disimulasikan dengan dikenakannya pakaian ihrom yang berwarna putih bersih tanpa jahitan (kecuali wanita) dikenakan oleh semua orang yang menunaikan ibadah haji.
Dari segala penjuru dunia, siapapun, dari negara manapun, miskin atau kaya, pejabat maupun orang biasa mengenakan pakaian yang sama tak beda, mengandung makna janji kita kepada Allah, bahwa : mulai detik ini aku tidak akan lagi membeda-bedakan dalam memandang manusia, karena dimata Allah semua manusia sama! maka tak layak jika aku merasa lebih mulia, lebih hebat atau merasa lebih tinggi derajatnya dibanding manusia lainnya! manusia yang paling mulia atau hebat adalah yang paling taqwa, yang taat menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya.
2. THAWAF
Thawaf ditandai dengan berputarnya kita mengelilingi Ka'bah yang mengandung janji bahwa : mulai detik ini hatiku jiwaku akan selalu dekat dengan Allah dan akan selalu berada di 'orbit' Nya, selalu berada di 'koridor' Nya, menjalankan semua tugas sebagai hamba ( pengabdi) yang patuh pada segala perintah dan menjauhi laranganNya.
Mengakui KeMaha SucianNya, mensyukuri segala nikmat dan sabar dalam menghadapi ujianNya, mengakui KeEsaanNya, mengakui KebesaranNya, dan mengakui bahwa tiada sedikitpun daya serta kemampuan selain pertolongan Allah yang maha tinggi ketika mengatakan : Subhanallah...wAlhamdulillah.... wa Laillaha illa Allah AllahuAkbar wa Laahaula walaakuata illabilahil aliyil Adzim....
3. SA'I
Ditandai dengan berlari-lari kecil dari bukit Shafa menuju bukit Marwah, yang mengandung janji serta komitmen bahwa : mulai detik ini aku akan selalu sabar dan tidak berputus asa dalam ikhtiar menjalani hidup ini (seperti yang dilakukan Siti Hajar ketika ditinggal dipadang yang tandus, sendiri hanya bersama bayi Ismail, yang tetap sabar dan terus berikhtiar) dengan selalu meyakini adanya pertolongan Allah.
4. WUKUF
Dilakukan di Arafah, dan ini adalah satu-satunya rukun haji yang tidak bisa diwakilkan oleh siapapun, bahkan wukuf ini adalah persyaratan utama dalam berhaji "haji adalah Arafah" mengandung janji dan komitmen kepada Allah bahwa : mulai detik ini aku akan selalu merenung dan bertafakur, berfikir dan Iqra yang merupakan perintah pertama dan utama dari Allah Swt kepada manusia.
Dengan berfikir maka yang semula tidak tahu menjadi tahu, tahu menjadi yakin dan gelap menjadi terang...
Dengan wukuf ini pula aku berjanji akan selalu bermuhasabah dan introspeksi diri berupaya menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke hari.
5. MABIT atau berkemah (bermalam di Mudzalifah)
Mengandung makna dan janji bahwa mulai detik ini aku akan selalu hidup dalam kesederhanaan dan tidak berlebih-lebihan.
Pada saat mabit kita tidak membawa peralatan apapun, hanya berbekal atau membawa yang kita butuhkan saja.
Komitmen untuk hidup dalam kewajaran dan kebersahajaaan, karena Allah pun tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
6. LEMPAR JUMROH
Ditandai dengan melempar jamarat dengan batu yang mengisyaratkan bahwa jamarat ini adalah setan dan nafsu dalam diri kita, yang ingin kita usir dan kita hindari setiap saat.
Rukun haji ini adalah yang 'terberat' untuk dilakukan, dimana pada saat ini kita berjanji dan berkomitmen kepada Allah untuk tidak lagi mengikuti hasutan nafsu dan langkah-langkah setan didalam kehidupan kita, kita menyadari sepenuhnya bahwa hasutan setan akan terus ada selama manusia hidup didunia, dalam hadist pun dikatakan bahwa 'setan mengalir dalam darah manusia' hadist ini mengandung pemahaman bahwa setiap detik dalam kehidupan kita setan tidak akan pernah berhenti memprovokasi manusia untuk melanggar dan membangkang pada 'aturan main' Allah ( Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk )
Inilah juga sebabnya kenapa melempar jumrah ini dilakukan berulang-ulang hingga tiga kali, seolah Allah ingin memastikan apakah kita telah bersungguh-sungguh dan siap memerangi setan dan nafsu kita karena tidaklah mudah untuk bisa terbebas dan terlepas dari godaan dan hasutan setan ini, sehingga Allah ingin benar-benar memastikan kesungguhan kita untuk berjanji akan hal ini.
Karena sesungguhnya perang terbesar adalah perang melawan nafsu didalam diri kita sendiri.
7. TAHALUL
Ditandai dengan menggunting atau mencukur rambut yang mengandung janji dan komitmen dengan Allah bahwa : mulai detik ini aku akan membuang segala pikiran yang kotor atau buruk.
Berjanji untuk tidak berprasangka buruk terhadap Allah dan pada siapapun.
Dari ketujuh komitmen (rukun haji) ini setelah dipahami dan direnungkan semakin jelaslah kini, bahwa yang dikatakan haji yang MABRUR adalah mereka yang mampu menjaga dan memenuhi ketujuh janjinya kepada Allah setelah dia selesai menunaikan ibadah haji disepanjang hidupnya.
Dijalankannya setiap saat semua arti dan makna dari ketujuh rukun haji ini, sehingga semakin terasa kebenaran hadist yang mengatakan bahwa ' tak ada ganjaran yang lebih pantas bagi haji mabrur kecuali Surga'
Subhanallah....
Patutkah kita 'bersenda gurau' dalam ibadah ini? Jelaslah butuh persiapan yang begitu 'besar' dari jiwa kita.
Apa akibatnya jika kita tidak bersungguh-sungguh dalam menjalankan komitmen dengan Allah ini?
Itulah sesungguhnya ketakutan saya saat itu....
Tapi kemudian pada akhirnya saya dan suami saya kembali meyakinkan diri kami masing-masing bahwa tidak ada ibadah yang menjadikan kita khawatir apalagi stress! Tapi sebaliknya ibadah ini harus membuat kita tentram dan bahagia, karena kita akan menjalankan aturan/perintahNya
Kita memang tidak pernah memiliki daya dan kemampuan apa-apa selain pertolongan Allah...
Kami telah dimudahkan untuk melalui proses ini yakinlah bahwa Allah telah mengijinkan kami untuk menunaikannya, selanjutnya kita tindak lanjuti panggilan dan ijin Allah ini dengan sungguh-sungguh dan mari kita berupaya semaksimal mungkin untuk menjalankan Komitmen ini.
Aku datang ya Allah.... Aku penuhi panggilanMu.... Terimalah aku...Ampunilah dosa-dosaku....